Monday, October 27, 2008

renungan

Mengakui Kelemahan
Bacaan: 2 Korintus 12:7-10

...'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.'...- 2 Korintus 12:9


Suatu kali ketika kantor kami tengah mencari seorang tenaga administrasi, saya mewawancarai beberapa orang pelamar. Dari begitu banyak pelamar yang saya temui, ada satu orang yang sangat unik. Ketika pertanyaan “Apa kelebihan yang Anda miliki?” dilontarkan, dia mampu memberikan serentetan jawaban yang cukup baik. Namun anehnya ketika diminta menyebutkan kelemahannya, tak ada satupun yang disebutkannya. Sungguh mengherankan melihat orang yang bisa melihat begitu banyak kelebihan yang dimilikinya, namun tak dapat menemukan satu pun kelemahan dalam dirinya. Bagi saya, hal itu justru menjadi nilai buruk dalam hasil wawancara.
Nobody is perfect. Tak ada seorang pun manusia yang sempurna selain manusia-Allah Yesus Kristus. Setiap orang memiliki kelemahan. Bahkan Superman pun punya krypton. Ketidakmampuan kita melihat kelemahan diri sendiri justru merupakan kelemahan kita yang terbesar. Ketika kita memandang diri kita sebagai sosok yang sempurna, berarti kita tidak akan pernah terpacu untuk memperbaiki diri. Bagaimana kita bisa mengurus perbaikan diri bila kerusakannya saja tidak bisa kita lihat?
Bagaimana ciri-ciri orang yang tak mampu melihat kelemahan diri? Ketika mendengar khotbah disampaikan membahas dosa/kelemahan tertentu, kita langsung teringat kepada orang lain. Dengan cepat kita melihat kelemahan si Anu atau si Itu sehingga lupa untuk introspeksi diri sendiri. Saat menemukan orang lain berbuat salah, kita marah besar atau kecewa berat. Kita sulit menolerir kelemahan orang lain karena kita selalu menganggap diri lebih baik atau lebih mampu dari mereka. Kita bahkan jadi sulit mengampuni dan lupa bahwa diri kita ini pun manusia berdosa yang masih membutuhkan pengampunan dari Tuhan. Waktu kita mendapatkan teguran atau nasihat kita langsung tersinggung. Alih-alih menerima saran mereka, kita malahan menganggap mereka sedang membesar-besarkan masalah dan sengaja ingin menjatuhkan kita. Kita perlu belajar menyadari kelemahan diri dan meletakkannya di kaki Tuhan untuk disempurnakan dalam kasih-Nya.
Perbaikan diri dimulai dari kemampuan untuk melihat kelemahan diri.

(TMS)

» Renungan ini diambil dari Renungan Harian Spirit

No comments: